PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI

00.34

Aspek Fundamental
      Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. sedangkan Pedagogo adalah belajar di masa kanak-kanak, orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri. Program pembelajaran orang dewasa harus mengakomodasi aspek fundamental, berbeda dengan pembelajaran bagi anak-anak.

Perbedaan Andragogi dan Pedagogi (Malcolms S. Knowles):

  1. Andragogi
  • Pembelajar disebut "peserta didik" atau "warga belajar"
  • Gaya belajar independen
  • Tujuan fleksibel
  • Diasumsikan bahwa peserta didik memilikinpengalaman untuk berkontribusi
  • Menggunakan metode pelatihan aktif
  • Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
  • Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
      2. Pedagogi
  • Pembelajar disebut "siswa" atau "anak didik"
  • Gaya belajar dependen
  • Tujuan belajar ditentukan sebelumnya
  • Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman atau kurang informasi
  • Metode pelatihan pasif,seperti metode kuliah atau ceramah
  • Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
  • Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh
      Malcom S. Knowles menyajikan asumsi dan proses pedagogi untuk dibedakan dengan andragogi, yaitu:
  1. Asumsi Pedagogi
  • Konsep diri ketergantungan
  • Pengalaman ➜ Berharga kecil
  • Kesiapan ➜ Tugas perkembangan, tekanan asosiasi
  • Perspektif waktu ➜ Aplikasi ditunda
  • Orientasi untuk belajar ➜ Berpusat pada substansi mata pelajaran
  • Iklim belajar ➜ Berorientasi  otoritas, resmi, dan kompetatif
  • Perencanaan ➜ Oleh guru
  • Perumusan tujuan ➜ Oleh guru
  • Desain ➜ Logka materi pelajaran, unit konten
  • Kegiatan ➜ Teknik pelayanan
  • Evaluasi ➜ Oleh guru
      2. Asumsi Andragogi
  • Peningkatan arah diri atau kemandirian
  • Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
  • Tugas perkembangan, peran sosial
  • Kecepatan aplikasi
  • Berpusat pada masalah
  • Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
  • Reksa (mutual) diagnosis diri
  • Reksa negosiasi
  • Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
  • Teknik pengalaman
  • Reksa diagnosis dan reksa program pengukuran
Karakteristik Pembelajar Dewasa
  • Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik yang positif maupun negatif
  • Pelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya
  • Pelajar dewasa memiliki konsep diri secara satu arah
  • Pelajar dewasa memiliki ketakutan dan keraguan yang luas bagi proses pendidikan
  • Gaya pelajar dewasa biasanya bisa diatur
  • Pelajar dewasa memiliki "tujuan yang deawas"
  • Masalah pelajar deawasa yang berbeda dari masalah anak-anak
  • Minat pendidikan pembelajar deawasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan
  • Nilai-nilai dari pelajar dewasa sebagaiorang deawasa lbih banyak daripada nilai-nilai program
Motivasi Pelajar Deawasa
  • Hubungan sosial, untuk memperoleh teman-teman baru bagi pemenuhan kebtuhan untuk asosiasi dan persahabatan.
  • Harapan eksternal, untuk mematuhi petunjuk dari orang lain dan memenuhi harapan atau rekomendasi dari seseorang yang memiliki otoritas formal.
  • Kemajuan pribadi, untuk mencapai status yang lebih tinggidalam pekerjaan, kemajuan rofesional yang aman, dan tetap sejajar dengan pesaing.
  • Stimulasi, untuk menghilangkan kebosanan, memberikan istirahat di rumah dari rutinitas pekerjaan, dan mereduksi tekanan kehidupan yang cenderung rewel.
Layanan Pembelajaran di Kelas
  • Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
  • Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.
  • Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas dan orang deawasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang di hormati.
  • Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
  • Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagai pengalaman warga belajar yang relevan.
  • Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat smabungan antara berbagai pendapat dan ide, dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini.
  • Pembelajaran dan oengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan. 
Lingkup Aplikasi
      Andragogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam perencanaan orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program pelatihan organisasi, khususnya untuk domain keterampilan lunak (soft skill). Dengan demikian aplikasi andragogi berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, pembimbingan khusus, bimbingan profesional, pemberantasan buta aksara, keaksaraan fungsional, dan lain-lain.
    Sudah jelas bahwa kedewasaan seseoranglah yang menjadi fokus pendekatan, bukan dewasa dalam makna usia atau kategori rentang umur. Model andragogis menegaskan lima isu akan dipertimbangkan dan di bahas dalam pembelajatan formal. Lima isu itu adalah:
  1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk di pelajari.
  2. Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
  3. Topik kegiatan belajat terkait pengalaman peserta didik.
  4. Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
  5. Diperlakukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku,dan keyakinan tentang belajar.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts