Aspek Fundamental
Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. sedangkan Pedagogo adalah belajar di masa kanak-kanak, orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri. Program pembelajaran orang dewasa harus mengakomodasi aspek fundamental, berbeda dengan pembelajaran bagi anak-anak.
Perbedaan Andragogi dan Pedagogi (Malcolms S. Knowles):
- Andragogi
- Pembelajar disebut "peserta didik" atau "warga belajar"
- Gaya belajar independen
- Tujuan fleksibel
- Diasumsikan bahwa peserta didik memilikinpengalaman untuk berkontribusi
- Menggunakan metode pelatihan aktif
- Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
- Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh.
- Pembelajar disebut "siswa" atau "anak didik"
- Gaya belajar dependen
- Tujuan belajar ditentukan sebelumnya
- Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman atau kurang informasi
- Metode pelatihan pasif,seperti metode kuliah atau ceramah
- Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
- Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh
- Asumsi Pedagogi
- Konsep diri ➜ ketergantungan
- Pengalaman ➜ Berharga kecil
- Kesiapan ➜ Tugas perkembangan, tekanan asosiasi
- Perspektif waktu ➜ Aplikasi ditunda
- Orientasi untuk belajar ➜ Berpusat pada substansi mata pelajaran
- Iklim belajar ➜ Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetatif
- Perencanaan ➜ Oleh guru
- Perumusan tujuan ➜ Oleh guru
- Desain ➜ Logka materi pelajaran, unit konten
- Kegiatan ➜ Teknik pelayanan
- Evaluasi ➜ Oleh guru
- Peningkatan arah diri atau kemandirian
- Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
- Tugas perkembangan, peran sosial
- Kecepatan aplikasi
- Berpusat pada masalah
- Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
- Reksa (mutual) diagnosis diri
- Reksa negosiasi
- Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
- Teknik pengalaman
- Reksa diagnosis dan reksa program pengukuran
- Pelajar dewasa biasanya memiliki pengalaman sebelumnya, baik yang positif maupun negatif
- Pelajar dewasa ingin segera mengambil manfaat dari hasil belajarnya
- Pelajar dewasa memiliki konsep diri secara satu arah
- Pelajar dewasa memiliki ketakutan dan keraguan yang luas bagi proses pendidikan
- Gaya pelajar dewasa biasanya bisa diatur
- Pelajar dewasa memiliki "tujuan yang deawas"
- Masalah pelajar deawasa yang berbeda dari masalah anak-anak
- Minat pendidikan pembelajar deawasa biasanya mencerminkan dimensi kejuruan
- Nilai-nilai dari pelajar dewasa sebagaiorang deawasa lbih banyak daripada nilai-nilai program
- Hubungan sosial, untuk memperoleh teman-teman baru bagi pemenuhan kebtuhan untuk asosiasi dan persahabatan.
- Harapan eksternal, untuk mematuhi petunjuk dari orang lain dan memenuhi harapan atau rekomendasi dari seseorang yang memiliki otoritas formal.
- Kemajuan pribadi, untuk mencapai status yang lebih tinggidalam pekerjaan, kemajuan rofesional yang aman, dan tetap sejajar dengan pesaing.
- Stimulasi, untuk menghilangkan kebosanan, memberikan istirahat di rumah dari rutinitas pekerjaan, dan mereduksi tekanan kehidupan yang cenderung rewel.
- Lingkungan belajar harus nyaman secara fisik dan psikologis dan waktu istirahat yang cukup.
- Penghargaan atas harga diri dan ego untuk mencoba perilaku baru di depan teman-teman dan pengikutnya.
- Orang dewasa membawa banyak pengalaman hidup ke dalam kelas dan orang deawasa dapat belajar banyak dengan baik melalui dialog dengan rekan-rekan yang di hormati.
- Pengetahuan baru harus diintegrasikan dengan pengetahuan sebelumnya, warga belajar harus berpartisipasi secara aktif dalam pengalaman belajar.
- Instruktur harus menyeimbangkan penyajian materi baru, berdebat dan berdiskusi, serta berbagai pengalaman warga belajar yang relevan.
- Instruktur harus melindungi pendapat minoritas, menghindari perselisihan, membuat smabungan antara berbagai pendapat dan ide, dan terus mengingatkan berbagai solusi kelompok potensial untuk masalah ini.
- Pembelajaran dan oengajaran teori berfungsi lebih baik sebagai sumber daya ketimbang aturan.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik tahu mengapa ada sesuatu yang penting untuk di pelajari.
- Menunjukkan kepada peserta didik bagaimana mengarahkan diri mereka sendiri melalui informasi yang tersedia.
- Topik kegiatan belajat terkait pengalaman peserta didik.
- Manusia tidak akan belajar sampai mereka siap dan termotivasi untuk belajar.
- Diperlakukan upaya membantu mereka mengatasi hambatan, perilaku,dan keyakinan tentang belajar.